ASESMEN AWAL PEMBELAJARAN DI SDN 011 BALTENG
Pelaksanaan tahun ajaran 2022/2023 di Kota Balikpapan telah dimulai pada tanggal 11 Juli 2022 lalu. Di tahun ajaran baru ini, semua satuan pendidikan setingkat SD dan SMP mengimplementasikan kurikulum baru yang kita sebut dengan Kurikulum Merdeka. Untuk satuan pendidikan setingkat SD, kurikulum merdeka mulai diterapkan di kelas 1 dan 4. Salah satu aksi positif dalam penerapan Kurikulum Merdeka adalah dengan merancang pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang mengakomodasi semua perbedaan peserta didik, pembelajaran yang terbuka untuk peserta didik dan menjawab kebutuhan setiap individu.
Langkah pertama dalam merancang pembelajaran berdiferensiasi adalah dengan melakukan asesmen awal pembelajaran. “Dulu kita menyebutnya sebagai asesmen diagnostik, sekarang sesuai dengan Panduan Pembelajaran dan Asesmen yang dikeluarkan oleh Kemendikbudristek kita menyebutnya sebagai Asesmen Awal Pembelajaran untuk membedakannya dengan Pendidikan Khusus,” ungkap Abdul Rahmat, S.Pd. guru kelas 4A SDN 011 Balikpapan Tengah.
Asesmen Awal Pembelajaran dilaksanakan ke dalam 2 jenis asesmen, yaitu asesmen kemampuan awal peserta didik (kognitif) dan asesmen kesiapan awal peserta didik (nonkognitif). Dalam pelaksanaan asesmen kemampuan awal, guru merancang 10 soal sederhana untuk mengukur pemahaman mendasar siswa sebelum menerima materi pelajaran. Untuk asesmen kesiapan awal guru dapat menanyakan keadaan peserta didik di rumah, minat dan hobi mereka, perasaan sebelum mengikuti pembelajaran dan sebagainya.
“Asesmen awal pembelajaran dapat dilakukan di awal tahun pelajaran, awal semester, awal memasuki tujuan pembelajaran (TP) atau bisa juga disesuaikan dengan kesiapan dan kebutuhan guru. Dari hasil tersebut, kita lakukan pemetaan siswa sesuai dengan tingkatnya. Misalkan memetakan peserta didik yang sudah mahir/cakap, sudah memiliki pemahaman dasar dan yang butuh pendampingan intens dari guru. Kita juga bisa memanfaatkan soal-soal yang ada di Platform Merdeka Mengajar (PMM). Dan bentuk asesmennya tidak harus soal. Bisa juga melalui wawancara, pengisian angket, dan lain-lain. Intinya, kita merencanakan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik,” lanjut Rahmat yang juga baru-baru ini diundang menjadi narasumber nasional dalam Webinar berjudul “Asesmen Awal Pembelajaran untuk Murid Merdeka Belajar” yang dilaksanakan oleh Platform Merdeka Mengajar (PMM) Kemendikbudristek RI.
Sahidayati, S.Pd.MM selaku kepala SDN 011 Balikpapan Tengah merasa bersyukur persiapan Implementasi Kurikulum Merdeka di satuan pendidikan yang dipimpinnya dapat berjalan lancar. “Kami sangat senang di sekolah ada guru yang telah mengikuti berbagai kegiatan pelatihan tentang kurikulum merdeka ini sehingga dapat berbagi pengalaman dengan guru lain. Dan Alhamdulillah juga pelaksanaan asesmen awal pembelajaran ini tidak hanya dilakukan oleh guru kelas 1 dan 4 saja, tetapi semua guru kelas dan mapel juga ikut melakukan asesmen awal pembelajaran. Tujuannya agar guru dapat merancang pembelajaran berdiferensiasi yang berpihak untuk peserta didik,” ucap Sahidayati.
Komentar
Posting Komentar