Trik Jitu Pembelajaran Selama Pandemi
Video pembelajaran di kanal Youtube |
Semenjak pandemi
virus-covid 19 yang melanda seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia,
membuat masyarakat harus menghadapi sebuah situasi serba di rumah. Kita dipaksa
untuk beradaptasi dengan kondisi di mana segala aktivitas sosial menjadi
terbatas. Manusia harus memakai masker, menjaga jarak, dan membudayakan cuci
tangan yang sebelum adanya peristiwa ini menjadi kegiatan yang sering diabaikan
dan dianggap biasa.
Semua
kegiatan baik perekonomian, sosial,
dan sebagainya merasakan dampak perubahan yang luar biasa. Salah
satunya adalah kegiatan di
bidang pendidikan, yaitu proses
belajar dan mengajar. Kebijakan pemerintah yang
memastikan kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik dan tenaga
kependidikan, keluarga dan masyarakat. Sehingga menjadi prioritas utama mengubah pola dan
proses pembelajaran. Kegiatan
belajar mengajar yang sebelumnya biasa dilakukan di dalam kelas secara tatap
muka langsung, mau tidak mau harus dilaksanakan secara dalam jaringan (daring)
dari rumah. Dan harus terjadi secara tiba-tiba.
Banyak
guru yang tidak siap dengan gaya pembelajaran selama masa pandemi ini. Terlebih
lagi, guru-guru yang belum menguasai teknologi informasi masa sekarang, merasa
sangat kesulitan karena harus menggunakannya sebagai alat pembelajaran. Tidak hanya guru,
peserta didik/siswa, juga
menghadapi permasalahan yang juga tak kalah pelik.
Memaksa mereka harus mengikuti pembelajaran dalam model Belajar Dari Rumah (BDR).
Ada
berbagai macam
kendala yang berasal dari peserta didik, salah satu di antaranya ialah
kesulitan berkonsentrasi belajar di rumah dan mengeluhkan beratnya penugasan
soal dari guru. Ketiadaan interaksi dan komunikasi langsung antara pendidik dan
peserta didik, mengakibatkan proses pembelajaran tidak dapat berjalan dengan
efektif.
Belajar
dari rumah juga berpotensi pada meningkatnya rasa stres dan bosan kepada peserta
didik akibat isolasi yang berkelanjutan. Banyak peserta didik yang terjebak
dalam kekerasan fisik di rumah yang
tidak terdeteksi oleh guru. Pernikahan dini, eksploitasi anak, terutama
perempuan dan kehamilan remaja tidak menutup kemungkinan dapat terjadi. Hal ini
sangat berpotensi menimbulkan dampak buruk, yaitu rasa cemas yang berlebihan
dan depresi bagi anak. Selain itu, risiko kekerasan terhadap anak dan risiko
eksternal lainnya dapat menimbulkan trauma pada psikologis anak.
Selain
guru dan peserta didik, orang tua juga merasakan dampak yang sangat besar.
Orang tua harus mengambil posisi menjadi “guru” untuk anaknya di rumah.
Padahal, pandemi ini juga menyebabkan berbagai masalah bagi orang tua, mulai
dari kesulitan ekonomi yang berpengaruh pada tingkat kesejahteraan keluarga,
dan lain-lain. Fakta lain yang tidak dapat dipungkiri, tidak semua orang tua
mampu mendampingi anak belajar di rumah. Mereka masih punya tanggung jawab
lainnya seperti bekerja, urusan rumah dan sebagainya. Orang tua juga merasa
kesulitan memahami pelajaran dan memotivasi anak saat mendampingi belajar di
rumah.
Hal
ini juga sangat berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Guru tidak
dapat mengetahui secara pasti tingkat pemahaman siswa karena tidak bisa
melakukan pembelajaran tatap muka. Banyak kasus yang terjadi, tugas-tugas yang
harusnya dikerjakan peserta didik, malah dikerjakan oleh orang tua. Akibatnya,
laporan hasil belajar tidak dapat menjadi instrumen yang akurat dalam
mengetahui tingkat kemampuan peserta didik.
Berbagai
kendala yang ada tersebut, melatarbelakangi penulis untuk melakukan inovasi
cara pembelajaran yang dapat mengatasi kekurangan-kekurangan dari BDR. Penulis
berupaya agar setiap peserta didik dalam satu kelas dapat tetap berinteraksi
satu sama lain meski dari rumah masing-masing. Sehingga mereka tetap dapat
berkomunikasi dengan bantuan teknologi informasi.
Inovasi
itu penulis lakukan di kelas 4-A
SDN 011 Balikpapan Tengah. Guru
membuat
video pembelajaran interaktif yang mengandung unsur MIKIR untuk semua tema/mata
pelajaran, yang diunggah di layanan video streaming. MIKIR adalah metode
pembelajaran aktif yang dikenalkan oleh Tanoto Foundation kepada
sekolah-sekolah mitra Tanoto Foundation. MIKIR merupakan akronim dari
mengalami, interaksi, komunikasi, dan refleksi. Proses pembelajaran ini
diharapkan dapat menjadikan peserta didik untuk lebih kreatif, mampu
berkolaborasi dalam kelompok, dan kritis selama pembelajaran berlangsung, meski
secara daring.
Video
pembelajaran yang mengandung unsur MIKIR tersebut, diikuti oleh peserta didik
di rumah masing-masing dengan tetap didampingi orang tua. Orang tua tidak lagi
bertindak membantu peserta didik mengerjakan soal-soal dari guru, tetapi
memfasilitasi peserta didik menemukan informasi berdasarkan panduan dari video
pembelajaran.
Guru mengunggah video
pembelajaran di layanan streaming youtube channel (Penulis AR), lalu
membagikan tautan ke whatsapp grup sehingga para siswa seakan-akan belajar
bersama guru. Misalnya dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), guru
mengirimkan video yang berdurasi kurang dari sepuluh menit. Tujuannya, agar
siswa tidak bosan saat menyimak video. Di dalam video, guru tidak hanya menjelaskan
materi pelajaran. Namun, guru juga mengajak siswa melakukan berbagai macam
percobaan sederhana yang dapat dilakukan di rumah. Orang tua bertindak sebagai
fasilitator yang mendampingi siswa selama belajar.
Dengan adanya video pembelajaran ini, tanggapan dari siswa dan orang tua sangat baik. Siswa masih dapat merasakan pembelajaran yang bermakna, dan bisa mengulang pembelajaran dan mengikuti video di waktu kapan pun. Sehingga memudahkan orang tua yang harus bekerja pada pagi hari. Hasil belajar siswa juga baik, karena guru tidak hanya memberikan tugas-tugas, tetapi juga menjelaskan materi dan mengajak siswa untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan selama proses belajar.
#PusdatinKemendikbudristek #MerdekaBelajar #PembaTIK202 #DutaTeknologiKemendikbudristek #RumahBelajar2022 #PlatformMerdekaMengajar #BerbagiTIK
Komentar
Posting Komentar